Purbo Kuncoro

Namaku Purbo Kuncoro. Saya lahir di Pekalongan pada tanggal 26 April tahun 1960. Ayah saya bernama Sijam Sami Adji dan ibu saya bernama Sudijanti....

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru Sadis

Hari ke 57

Guru sadis.

Istilah guru killer, guru galak yang membuat itu sebenarnya siswa, murid atau peserta didik terhadap seseorang guru yang tidak begitu disukai, terutama Pembina OSIS. Sementara guru sendiri tidak merasa tindakannya bukan sebagai killer atau menakutkan, hanya sekedar melaksanakan tugas dan insting sebagai pendidik.

Mendidik dan mengajar merupakan tugas pokok seorang guru. Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberikan pendidikan. Mendidik arahnya pada perubahan tingkah laku peserta didik dari hal buruk menjadi baik dan membina perilaku yang sudah baik tetap baik bahkan lebih baik. Sedangkan mengajar adalah upaya guru menerangkan bahan ajar agar peserta didik memahami materi atau topik dari suatu mata pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian fokus mendidik dan mengajar itu berbeda yaitu pada perilaku dan materi pelajaran.

Guru, siapa saja tidak ingin mendapat predikat guru killer atau guru galak. Galak bisa juga dikatakan keras yang merupakan karakter yang terbentuk karena proses didikan atau bisa juga bawaan dari lahir. Didikan yang disiplin melahirkan karakter disiplin, didikan lemah lembut melahirkan karakter lemah lembut. Itu teorinya.

Gurunya yang berkarakter disiplin ditangkap oleh siswa/peserta didik sebagai guru galak alias killer. Bagi siswa yang taat, patuh pada perintah guru atau tata tertib sekolah tidak menganggap guru killer atau galak. Saya termasuk dikategorikan guru killer alias galak.

Dulu pada waktu mengajar di SD saya sangat dekat dengan anak. Akrab. Di SMP juga. Hehehe.Tapi menggunakan metode aturan atau tata tertib karena sudah mulai memasuki masa remaja sehingga biar tahu mana yang benar mana yang salah, mana yang menjadi kesepakatan harus ditaati dan mana yang mengganggu atau melanggar kesepakatan/tata tertib.

Setiap awal masuk kelas saya menjelaskan tentang tatacara saya mengajar. Sebuah aturan semacam perjanjian.

"Anak-anak saya menganut prinsip S3 yaitu serius, santai dan selesai. Serius ketika mengajar. Santai di sela-sela atau jeda mengajar atau di luar kelas. Tapi semua harus selesai artinya pemberian materi harus selesai. Tugas harus selesai tepat waktu," begitu yang selalu saya katakan kepada siswa saat masuk pertama.

Selain hal itu, saya juga menyampaikan karakter saya.

"Anak-anak, saya guru yang sadis. Apa artinya?"tanya saya untuk memancing reaksi siswa.

"Kejam."

"Tidak tahu "

"Galak "

Demikian jawaban dari mereka berselang seling.

"Bukan itu. Saya sadis artinya sangat disiplin. Ketika jam pelajaran saya kalian harus sudah berada di kelas sebelum saya masuk ke kelas. Saat saya sudah berada di dalam kelas, kalian masuk mengikuti saya di belakang, maka harus berdiri di depan pintu, menunggu saya mempersilakan masuk. Tiga langkah di belakang saya, kalian harus berdiri di luar kelas depan pintu. Jelas?"kata saya.

"Jelas,pak!"jawab mereka.

Lima menit sebelum bel tanda pelajaran dimulai, saya sudah berjalan menuju ke kelas tempat saya mengajar. Saya masuk sekolah atau kerja paling lambat 15 menit sebelum pukul 07.00.

Pada waktu mengajar, dulu satu jam pelajaran 45 menit saya bagi tiga. Lima belas menit pertama untuk menerangkan materi. Lima belas menit kedua memberi kesempatan siswa bertanya. Jika tidak ada yang bertanya, saya yang bertanya.

"Kalian untuk menjawab pertanyaan saya, waktunya tidak boleh lebih 15 detik. Kalau tidak benar atau belum tepat, maka pertanyaan saya lempar ke teman sebelah. Kalian harus menjawab. Tidak boleh kalian mengatakan : tidak tahu, pak. Saya paling tidak suka. Kalian jangan takut salah. Jika jawaban kalian kurang sempurna, teman lain yang harus menjawab. Yang mendapat lemparan pertanyaan, tidak boleh memberi jawaban yang sama persis kata atau kalimatnya. Harus ditambahi atau melengkapi,"demikian aturan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Siswa yang melanggar saya beri sanksi. Siswa yang patuh, nilai saya katrol atau saya tambahi. Saya sering berbeda pendapat cara menilai siswa, apalagi dengan guru eksakta, seperti matematika. Fak mapel saya PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Pernah berubah PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) dan sekarang Pancasila dimunculkan lagi begitu sepuluh tahun reformasi, moral siswa bertambah buruk menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Mungkin akan kembali menjadi PMPKN lagi. Bagi saya tidak ada siswa bodoh.

"Saya gampang memberi nilai 7, 8, 9 bahkan 10, syaratnya patuh pada tata tertib, patuh pada guru dan tidak membolos. Jadi jikalau nilai harian kalian, ditambahi tengah semester dan ditambah semesteran mendapat 5, bisa saya beri nilai di raport 6/7/8/9, dengan syarat seperti yang saya katakan tadi,"begitu kata saya.

Dalam menerapkan sanksi saya memakai prinsip 3 (tiga). Tiga kali peringatan lisan. Jika siswa saya peringatkan tiga kali masih melanggar tata tertib, saya beri tindakan fisik, juga tiga. Yang ringan saya jewer telinga kanan. Besoknya lagi melanggar, saya jewer telinga kiri. Besoknya lagi melanggar, saya jewer kedua telinganya. telinganya. Masih melakukan pelanggaran lagi, baru saya tempeleng pipinya, juga tiga tahap. Yang "residivis" saya pukul atau gampar atau push up 5 kali.

Begitulah gaya saya selama menjadi guru sekaligus Pembina OSIS di SMPN 2 Limpung. Pembina OSIS selama 10 tahun. Sejak pasal hak asasi manusia sedunia masuk Undang-undang dasar 1945 dan muncul UU HAM, saya berubah, sudah berkurang. Sama seperti rekan guru lain. Tapi akibatnya masyarakat yang menilai sendiri.

Limpung, 2 April 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post